Kamis, 25 Januari 2018

Review Novel Honeymoon Express by Mia Arsjad

Judul: Honeymoon Express
Penulis: Mia Arsjad
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Editor: Asty Aemilia
Desain Sampul: Ella Elviana
Cetakan kedua: Agustus 2017
ISBN: 978-602-03-4613-7
Jumlah Halaman: 312
Harga: Rp70.000 disc 50% (Harbolnas 2017) Rp35.000

Sinopsis

Alva bukan sekadar teman lama. Dia laki-laki yang selalu bikin jantung Shera berdebar nggak keruan sewaktu di kampus. 

Dan setelah sekian tahun, reaksi debar jantungnya masih sama. Tapi lamunan Shera langsung buyar setelah Alva bilang dia mau memakai jasa Honeymoon Express---biro perjalanan bulan madu milik Shera---untuk merancang bulan madunya dengan wanita lain! Rasanya seperti patah hati dua kali dengan orang yang sama.

Tapi, yang namanya bisnis harus profesional. Shera setuju menangani langsung proyek bulan madu Alva sambil diam-diam menikmati setiap kali berada di dekat Alva. Shera nggak menyangka, semuanya jadi berantakan karena ternyata proyek bulan madu Alva bukan bulan madu biasa. 


Sherafina Marissa

Perempuan yang menggilai hal-hal romantis serta segala hal tentang bulan madu, yang pada akhirnya mempunyai bisnis Honeymoon Express. Biro perjalanan khusus bulan madu, diusianya menjelang dua puluh tujuh tahun. Selain itu, Shera juga menyukai Alva sejak di bangku kuliahnya.


Alvaro Radian

Laki-laki pencinta hutan, jago gambar---dalam artian, benar-benar jago, dan bercita-cita jadi animator kelas dunia yang terlibat dalam pembuatan film-film animasi terkenal.


Shera dan Alva ini dipertemukan kembali diacara pernikahannya Raymen, mantan Shera. Dan setelah cerita-cerita mengenai hal-hal yang terjadi dimasa lalu, Alva tertarik ingin menggunakan jasa Honeymoon Express milik Shera, untuk bulan madunya bersama Keisha. Hari demi hari mereka lalui untuk membahas persiapan Honeymoon nya Alva. Namun, ketika selama kebersamaan mereka berlangsung, muncul lagi getaran-getaran yang dialamai oleh Shera, gimana nggak ya, wong hampir setelah 7 tahun memendam rasa ke Alva tapi tidak diutarakan. Alva juga sama menyukai Shera sejak dibangku kuliah, namun dia enggan untuk mengatakannya, takut Shera nggak menyukai balik. Keberadaan Shera sekarang tidak memungkinkan untuk mengatakan cintanya lagi ke Alva, karena Alva ingin menikah dengan Keisha. Sampai pada akhirnya mereka melakukan hal romantis 😍😍😍Shera sadar ini salah, tapi tidak dengan Alva, dia tidak menyesal sama sekali. Aku penasaran, kok bisa terjadi seperti itu, emang nggak memikirkan perasaan Keisha, tapi ya mungkin namanya terbawa suasana kali ya, hehehe.

Suka sama ceritanya, diksinya enak, interaksi tokoh-tokohnya juga oke, ditambah dengan omongan-omongan nyablaknya Yulia, sahabat Shera, jadi lebih ramai, nggak ngebosenin. Aku juga suka sama desain sampulnya, menggemaskan😍😍😍

Pelajaran yang dapat diambil yaitu, kalau sedang mencintai seseorang, ya katakan saja, memang nggak mudah sih, tapi alangkah baiknya ya katakan saja, terserah apa jawabannya, diterima ya syukur, kalau nggak ya nggak apa-apa, yang penting lega, dan nggak nyimpan beban juga sih, hehe...

Sayangnya disini aku nemuin 3 typo didalam ceritanya:

Bulan jadi bukan (hal 39)

Administrasi jadi admistrasi (hal 88)

Sekecil jadi secil (hal 233)


Aku juga suka qoutes yang ada didalam ceritanya:

"Karena sinyal yang paling kuat itu adalah perasaan. Manusia nggak perlu bisa melihat atau mendengar untuk punya perasaan. Makanya, orang buta atau tulipun bisa jatuh cinta." (hal 71)

"Nggak semua hal didunia ini sesuai keinginan kita. Ada banyak hal yang kita lakukan bukan atas kemauan kita, melainkan karena adanya kesempatan." (hal 72)

"Jangan pernah meremehkan yang namanya perasaan." (hal 95)

"Perasaan yang dipendam bertahun-tahun ternyata menusahkan." (hal 149)

"Cinta yang nggak kesampaian betul-betul lebih berbahaya daripada mantan." (hal 149)

"Terkadang sesuatu jangan dilihat terlalu dekat supaya tetap kelihatan bagus." (hal 238)

Rate: 4 of 5 🌟🌟🌟🌟🌟


 

Rabu, 17 Januari 2018

Review Novel Jodoh untuk Mira by Alnira

Judul: Jodoh untuk Mira
Penulis: Alnira
Penerbit: Penerbit Ikon
Cetakan I: September 2017
ISBN: 978-602-61440-3-4
Penyunting: Suci Amanda
Penata Letak: Nurhasanah Ridwan
Desain Cover: Chandra Kartika
Proofreader: Mutiara Octaviani
Harga: Rp79.000 berhubung aku belinya pas Harbolnas 2017, jadi dapat disc 50% Rp39.500
Jumlah Halaman: 269

Sinopsis

Almira---gadis yang bercita-cita menjadi dokter, lalu banting setir menjadi guru bimbingan konseling---pernah merasakan cinta monyet pada usia empat belas tahun. Namun kala itu, Mira harus patah hati karena pujaannya hanya menganggapnya adik. Kesedihan Mira bertambah saat Akradani Lawardi, cinta pertamanya, menghilang tanpa jejak sehari setelah ulang tahunnya yang ketujuh belas. Tujuh tahun sesudah itu, Mira berusaha untuk melupakan perasaannya pada Akradani. Namun, di saat tekadnya sudah bulat, Akradani kembali hadir. Dan, kali ini, pria itu tidak datang seorang diri, tetapi membawa anak kecil, yang memanggil Akradani dengan sapaan 'Ayah'.


*Almira Wiratama
Seorang gadis yang mempunyai cita-cita menjadi dokter, banting setir menjadi guru bimbingan konseling di SMP Nusantara.
Aku suka dengan karakternya, cara Mira berinteraksi dengan Kakak+Kakak Iparnya, cara dia bertutur dengan murid-muridnya, cara dia berinteraksi dengan anak kecil, sebut saja namanya Rafka, keponakannya, dan cara dia menyikapi masalah yang di hadapinya.

*Akradani Lawardi
Pria tampan yang berprofesi sebagai anggota Polisi Republik Indonesia, berpangkat Brigadir Polisi Kepala dan saat ini bertugas di Badan Narkotika Nasional. Selain tampan, Akradani juga memiliki sifat yang keras kepala, juga pendendam (efek permasalahan yang dihadapinya).


Aku suka cara penulisannya, dimana tokoh-tokohnya saling berinteraksi satu sama lain, contohnya Almira dengan Akradani yang sudah saling mengenal, dan ketika diusia Mira 14 tahun, Mira mulai menyukai Akradani, namun disaat itu Dani hanya menganggapnya sebagai Adik. Lalu pas diusia Mira yang ke 17 tahun, Dani menghilang tanpa kasih kabar apapun ke Mira, meskipun begitu, Mira tetap saja masih mencintai Dani. Pada akhirnya mereka dipertemukan kembali, dan disaat pertama kalinya bertemu, Dani membawa seorang anak gadis yang lucu dan menggemaskan, Kania namanya. Aku sempat kaget, 'waduh, anak siapa ya ini?" tapi, lambat laun, aku tahu siapa Kania sebenarnya. Alhamdulillah, hehehe... Buat yang penasaran Kania itu siapa, silakan dijemput bukunya di toko buku, hehehe..

Aku juga suka dengan konflik serta cara penyelesaiannya. Setiap membacanya selalu saja dibikin senyum-senyum dengan celotehannya Kania, Rafka, lalu dengan interaksi Mira dan Dani sebelum dan setelah menikah, menggemaskan. Kemudian, ditambah dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya, yaitu tentang adat pernikahan Palembang dan Jambi.

Aku disini menemukan beberap typo , diantaranya sebagai berikut:

- Jantungku menjadi Jatungku (hal 73)
- Malam menjadi Mala (hal 167)
- Juga menjadi Jug (hal 197)

Tapi, tidak masalah, aku bacanya enjoy!

Cerita yang bagus, alurnya nggak ribet, mudah dipahami, dan pelajaran yang aku dapat setelah membaca ini, yaitu pentingnya memaafkan masa lalu bagaimanapun kejadian yang dialaminya, sulit memang berdamai dengan masa lalu, tapi percayalah dengan memaafkan dan nggak menyimpan dendam, hidup akan semakin indah, itulah karya dari kak Alnira yang pertama kalinya aku baca.

Rate: 3,9 of 5

O, ya ada beberapa quotes yang ku sukai:

→ Jangan suka berspekulasi sendiri. Kamu itu nggak ada bakat jadi cenayang. (hal 58)

→ Hukum di Indonesia ini harus dibenahi. Jangan tumpang tindih dan harus tegas. Jangan dipakai terus istilah 'hukum runcing kebawah, tumpul keatas'. (hal 61)

→ Kulit ayam sangat tidak sehat. Di dalam kulit ayam banyak sekali tersimpan racun yang bersifat larut dalam lemak dan bisa sangat memengaruhi metabolisme racun dalam hati. (hal 67)

→ Perempuan bukan untuk dipermainkan. Mereka memiliki perasaan yang halus. Jika telanjur sakit, sulit untuk menjadikannya utuh kembali. (hal 114)

→ Kita nggak pernah bisa memilih lahir dari orang tua seperti apa, tapi kita bisa memilih untuk menjadi orang tua seperti apa. (hal 251)



Rabu, 10 Januari 2018

Review Buku Be a Miracle Dari Cemoohan Menjadi Tepuk Tangan Karya dari Naeli Fitria

Judul Buku: Be a Miracle Dari Cemoohan Menjadi Tepuk Tangan
Penulis: Naeli Fitria
Editor: Fathur
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-02-9794-1
Jumlah Halaman: 146
Harga: Rp 43.800 berhubung aku belinya pas Harbolnas 2017, dapat disc 50% , jadi Rp 21.900

Buku Self-Improvement karya dari kak Naeli ini bercerita tentang pengalaman-pengalamannya dalam menghadapi cemoohan menjadi tepuk tangan.

Aku sangat menikmati cara kak Naeli bercerita mengenai pengalaman-pengalamannya. Dimulai dari "E-Du Reporter dan Air Mata Mamah", kalau membahas air mata mamah itu rasanya ... duh nggak bisa diungkapin, hehe. Lalu, mengenai kak Naeli menulis novel untuk lomba ditingkat nasional yang berdasarkan pengalaman hidup sendiri, yang mengidolakan seorang Artis. Sampai kak Naeli ini membolos les bahasa Inggris. Sama halnya denganku, dulu ku juga mengidolakan seorang Artis, sampai kaki yang jadi korbannya, keselo+bengkak, pas lagi mau datang kelokasinya, lalu sampai sempat membolos juga ketika ada mata kuliah PIE Mikro semester 1 tahun 2012 , tapi dibalik banyaknya hal negatif yang kualami, ada juga hal-hal yang positifnya, yaitu jadi bisa tahu jalan ke jakarta, karakter orang, sempat melihat juga secara langsung ketika menyaksikan acaranya secara Live. Hehe ... Dan memang benar apa yang dibilang sama kak Naeli, bahwa, "pada akhirnya aku kecewa, karena apa yang aku korbankan tidak sebanding dengan apa yang aku terima sebagai fans. Sungguh kejadian memalukan tetapi menjadi pelajaran yang perlu untuk dituliskan dan dibagi kepada orang lain, agar tidak menjadi sepertiku."

Kemudian, yang aku sukai dari tulisan kak Naeli selanjutnya adalah pas kak Naeli menerima beasiswa dari Asia Pasific Model United Nations Conference (AMUNC) 2013 di Wellington, terletak bagian selatan pulau utara New Zealand, lalu mengenai jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang temannya kak Naeli, tentang " Why do you cover your hair?" , balada fresh graduates dan asa di langit Lembata.

Pelajaran yang aku dapat setelah membaca bukunya, yaitu, aku jadi lebih bersemangat lagi untuk mengejar impian-impian yang sudah dibuat, dengan cara berdo'a, berusaha, terus belajar memperbaiki diri sendiri, belajar dari pengalaman orang-orang yang kutemui, agar impian-impian yang aku buat bisa tercapai dengan izin Allah, Aamiin.
Kemudian, menerima kritikan dengan pikiran yang jernih dari orang-orang yang suka memberikan kritikan pedas.

"Aku dan kita semua tak mungkin berkembang dalam zona nyaman. Kata pepatah, "pelaut ulung tak mungkin lahir dari ombak yang tenang" adalah benar adanya. Jangan pernah takut disikapi seperti orang yang tidak diperhitungkan. Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya." - Naeli Fitria

Disini aku tidak menemukan typo. Mungkin karena terlalu asyik membacanya kali ya. Hehe ...

Ada beberapa Quotes yang dibuat sama kak Naeli, yang membuatku lebih bersemangat lagi dalam meraih impian.

* "Jika Wright bersaudara menyerah pada keraguan dan cemoohan orang akan ide gilanya, maka tak mungkin bisa kita merasakan mudahnya bertransportasi menggunakan pesawat terbang yang membuat segalanya menjadi sangat efisien seperti saat ini." (hal 145)

* "Jika JK Rowling menyerah pada sikap tidak diperhitungkannya selama 14 kali berupa penolakan karya Harry Potternya, maka takkan pernah bisa kita menikmati karyanya yang luar biasa hingga saat ini." (hal 145)

* "Dalam perjalanan meraih impian sering sekali halangan dan rintangan datang silih berganti, tak memandang kondisi yang sedang kita hadapi. Namun percayalah, dengan potensi yang dimilki setiap manusia, maka kita bisa menjadi seperti yang kita inginkan, seperti yang kita impikan." (hal 145)

Rate: 4 of  5

Terima kasih kak, sudah menulis pengalaman-pengalaman yang luar biasanya. Ditunggu karya-karya selanjutnya.


Minggu, 07 Januari 2018

Review Novel Lost and Found by Fanny Hartanti

Hello, postingan pertama kali ini aku ingin mencoba mereview Novel Lost and Found, karya dari kak Fanny Hartanti.

Judul: Lost and Found
Penulis: Fanny Hartanti
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-2769-3
Jumlah Halaman: 248 Halaman
Harga: Rp 62.000 berhubung aku belinya pas Harbolnas, jadi dapat disc 50% jadi Rp 31.000

Aku kasih sinopsisnya terlebih dahulu

Rachel tak sengaja meninggalkan organizer-nya di taksi, padahal didalamnya berisi paspor, SIM, dan KTP. Akibatnya dia batal melakukan liputan ke Singapura dan terpaksa merelakan rivalnya, Amy, bertugas menggantikannya.

Andy menemukan organizer tersebut, tapi kesalahpahaman terjadi sehingga dia tidak pernah mengembalikan benda itu pada Rachel.

Takdir mempertemukan Andy dengan Rachel dan cinta pun tumbuh. Namun, rahasia dan luka masa lalu menghalangi kebersamaan mereka. Apakah cinta cukup untuk mengisi apa yang pernah hilang dalam hidup mereka?

- Rachel Amelia

 Seorang jurnalis yang bekerja di sebuah majalah POSH, Jakarta. Aku suka dengan karakternya, dimana ditulis dengan karakter yang ceria, cerdas dan mempunyai bakat sejak kecil dibidang Jurnalis. Cara Rachel berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya, rekan kerja dikantor, kecuali Amy. Disini aku nggak suka banget sama tingkah dan kelakuan Amy, sampai dia tega banget sudah melakukan hal yang sangat keterlaluan. Errr ... 

- Andy Pramudya

Seorang laki-laki yang bekerja sebagai Arsitek di salah satu perusahaan di Jakarta. Disisi lain, Andy ini seseorang mempunyai sifat yang piawai, cerdas, juga egois, dan tidak suka dengan yang namanya kebohongan.

Mereka dipertemukan gara-gara sebuah organizer yang ditinggalkan oleh Rachel di Taksi. Darisitulah konflik dimulai. Andy ingin mengembalikan organizer ke pemiliknya, Rachel, namun dia enggan. Gara-gara jatuh cinta pada pandangan pertama (saat mau mengembalikan ketemu di suatu tempat, Andy mengetahui bahwa itu Rachel, sebelumnya Andy sudah mengetahui foto Rachel dari organizernya, tapi tidak dengan Rachel).

Hari demi hari dilalui, sampai saatnya mereka berdua ini menjalin suatu hubungan. Aku suka melihat mereka berdua dalam menjalankan suatu hubungan, dimulai dari mengikuti Maraton Lari di Thailand, support satu sama lain, dan ketika Rachel berhasil memberitahu sedikit dengan pernyataan bahwa, "berdamai dengan diri sendiri itu harus".

Diceritakan dengan alur maju mundur, diawal dibikin senyum-senyum, ditengah dibikin geregetan, dan diakhir dibikin bahagia.

Ini cerita dari kak Fanny yang pertama kalinya aku baca. Ceritanya enak banget buat buat dibaca, konfliknya juga ringan, gampang dipahami. Namun, disini aku menemukan banyak typo dan penulisan kata yang berulang-ulang. Tapi tidak masalah, karena aku enjoy membacanya, tiba-tiba sudah sampai bacaan terkahir aja.

Aku juga suka sama quote-quote yang ada didalam ceritanya.

- "Bukan masalah apa yang menimpa hidupmu, tetapi bagaimana kamu menyikapinya yang paling penting". (hal 95)

- "Jika kesetiaan begitu mudah dinodai dengan dusta, lalu buat apa janji sehidup semati?" (hal 135)

- "Terkadang, seseorang bisa begitu mudah menilai orang lain tanpa tahu cerita lengkap di baliknya. Padahal setiap manusia punya kisahnya sendiri." (hal 141)

- "Kejadian tidak menyenangkan dalam hidup bisa membuatmu terpuruk, namun ada orang-orang yang mampu belajar dan mengambil hikmah saat berada dibawah. Mereka bangkit dan menyadari kemampuan dan potensi yang selama ini terkubur." (hal 154)

- "Menyimpan kemarahan itu layaknya memegang bara api ditangan, untuk dilemparkan ke orang lain, tapi pada akhirnya dirimu sendirilah yang terbakar." (hal 161)

- "Hidup ini singkat. Kenapa dihabiskan dengan kebencian." (hal 161)

- "Kata orang, hanya dengan mereka yang benar-benar dekatlah, kamu bisa merasa santai berdiam diri tanpa melulu harus mencari bahan pembicaraan." (hal 179)

- "Ternyata, tidak semudah itu menonaktifkan cinta. Cinta bukan tombol yang bisa dinyalakan dan dimatikan kapanpun kita mau. Cinta tetap ada, bercokol dihati walaupun kamu sudah tidak menghendaki kehadirannya lagi."

Rate: 3,8 of 5


Terima kasih kak Fanny sudah memberikan bacaan yang ringan, namun mudah diresapi dikehidupan sehari-hari. Ditunggu karya-karya selanjutnya.